(Nitrit (NO2)
Boyd (1982), menyatakan bahwa nitrit berasal dari proses reduksi nitrat oleh bakteri dalam kondisi anaerob di dalam air. Sedangkan menurut Wedemeyer (1996) dalam Kristianingsih (2003), sumber nitrit adalah konversi ammonia )
(oleh bakteri nitrifikasi yang berlebihan.
Pada system budidaya perairan khususnya tambak udang, senyawa nitrit sangat berbahaya. Senyawa tersebut akan menghambat masuknya oksigen kedalam tubuh hewan budidaya (udang). Senyawa nitrit masuk dalam tubuh organisme lain melalui insang.
Pada kondisi oksigen yang cukup (oxic), nitrit akan berubah menjadi nitrat. Sedangkan pada kondisi kurang oksigen (anoxic) nitrit akan berubah menjadi amonia. Hal ini disebabkan karena nitrit merupakan nitrogen yang tidak stabil.
Ion nitrit dibentuk dari nitrat NO3 atau ion amonium (NH4) oleh mikroorganisme tertentu yang ditemukan di tanah dan air. Nitrit merupakan produk intermediet antara amonium dan nitrat dimana nitrit dihasilkan dari dekomposisi feses oleh bakteri Nitrosomonas. Disarankan agar kandungan nitrit dalam media air pemeliharaan udang lebih kecil dari 8 ppm.
Nitrat (NO3)
Setelah nitrit terbentuk dan terakumulasi maka Nitrobacter akan tumbuh dengan mengkonsumsi nitrit tersebut dan kemudian menguraikannya menjadi nitrat. Bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi mengubah nitrit menjadi nitrat adalah Nitrobacter.
Nitrat berasal dari oksidasi amoniun secara sempurna yang dilakukan oleh bakteri nitrifikasi yang bersifat autotrofik. Nitrat tersebut sangat bermanfaat sebagai unsure hara yang dibutuhkan oleh algae namun jika berlebihan akan mengakibatkan blooming algae.
Ammonia
Ammonia merupakan hasil ekskresi atau pengeluaran kotoran udang yang berbentuk gas. Ammonia akan mengalami proses nitrifikasi dan denitrifikasi sesuai dengan siklus nitrogen dalam air sehingga menjadi Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3). Proses ini dapat berjalan lancer bila tersedia bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dalam jumlah cukup, yaitu nitrobacter dan nitrosomonas.
Ammoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H2) dan Nitrogen (N2) dengan rasio H2/N2 = 3 : 1 . Disamping dua komponen tersebut campuran juga berisi inlet dan gas-gas yang dibatasi kandungannya, seperti Argon (Ar) dan Methan (CH4). Ammonia merupakan salah satu parameter kualitas air yang cukup beracun bagi hewan air dan daya racun akan meningkat pada pH yang tinggi. Di air nitrogen mempunyai 2 bentuk ammonia (NH3) yang bukan ion dan ion ammonium (NH4+). Amonia (NH3) merupakan racun bagi udang sedangkan ion ammonium tidak membahayakan bagi udang kecuali pada konsumsi tinggi. Konsentrasi ammonia yang aman bagi udang adalah kurang dari 0,01 ppm. Udang dapat hidup optimal dengan kandungan ammonia tidak lebih dari 0,5 ppm atau 0 ppm. Daya racun ammonia ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH air.
Dalam produksi udang vannamei secara intensif bahkan super intensif, ammonia umumnya menjadi kendala serius bagi kelangsungan hidup. Ammonia umumnya muncul dari protein diet ataupun ekskresi, Dimana semakin intensif teknologi yang digunakan, kadar ammonia menjadi senyawa tidak beracun, biasanya di bantu dengan mikroba, dimana perkembangan mikroba sangat bergantung pada C/ N ratio. Pada C/N ratio optimum akan tumbuh mikroba heterotroph yang mampu mengubah ion organik ammonia menjadi senyawa protein. Penambahan 20 g/m3 karbohidrat mampu menurunkan 1 ppm ammonia.
Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Feed Treating dan Desulfurisasi
2. Reforming Section
3. Gas Purification
4. Synthesa Loop dan Amoniak Refrigerant (Anonymous, 2007)
)
Sabtu, 25 April 2009
NITRIT, NITRAT and AMMONIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar