klasifikasi Litopenaeus vannamei adalah :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Panaeidae
Genus : Littopenaeus
Spesies : Littopenaeus vannamei
Commun Name : Udang putih, Pasific White Shrimp
Morfologi
Tubuh udang vanname dibentuk oleh dua cabang (biramous), yaitu exopodite dan endopodite. Vanname memiliki tubuh berbuku – buku dan aktivitas berganti kulit luar atau eksoskeleton secara periodik (moulting). Kepala (thorax) udang vanname terdiri dari antenula, antenna, mandibula dan dua pasang maxillae. Kepala udang vanname juga dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (peripoda) atau kaki sepuluh (decapoda). Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Endopodite kaki berjalan menempel pada cephalothorax yang dihubungkan oleh coxa. Bentuk peripoda beruas – ruas yang berujung dibagian dactylus. Dactylus ada yang berbentuk capit (kaki ke-1, ke-2 dan ke-3) dan tanpa capit (kaki ke-4 dan ke-5). Diantara coxa dan dactylus terdapat ruang yang berturut – turut disebut basis, ischium, merus, carpus dan cropus. Pada bagian ischium terdapat duri yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi beberapa spesies Pennaeid dalam taksonomi. Perut (abdomen) udang terdiri dari 6 ruas. Bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan sepasang uropods (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama – sama telson.
Udang vanname adalah jenis udang laut yang habitat aslinya di daerah dasar dengan kedalaman 72 meter. Udang vanname dapat ditemukan di perairan/lautan Pasifik mulai dari Mexico, Amerika Tengah dan Selatan. Udang vanname relatif mudah dibudidayakan. Sedangkan untuk pejantan pada udang vanname setelah menjadi dewasa memiliki ciri – ciri sebagai berikut ; petasma menjadi simetris, agak terbuka, tak mempunyai penutup, kurangnya proyeksi distomedian, mempunyai sirip costae yang pendek sehingga tidak dapat menjangkau sampai tepi distal dan terbuka dengan jelas.
Di dalam kondisi budidaya, udang vanname hidup mendiami seluruh kolom air, dari dasar hingga lapisan permukaan. Sifat tersebut memungkinkan udang tersebut dipelihara di tambak dalam keadaan padat .
Reproduksi
Udang vanname dapat ditemukan di perairan/lautan Pacific mulai dari Mexico, Amerika Tengah dan Selatan dimana temperatur perairan tidak lebih dari 20°C sepanjang tahun. Populasi udang vanname di daerah tersebut selalu kontinyu dan terisolasi. Udang vanname relatif mudah dibudidayakan dan bisa dilakukan diseluruh dunia. Secara alami udang vanname termasuk jenis katadromus, yaitu udang dewasa hidup di laut terbuka dan udang muda migrasi ke arah pantai. Di habitat aslinya, udang matang gonad (matur), kawin (mating) dan bertelur (spawning) berada pada perairan dengan kedalaman sekitar 70 meter di Amerika selatan, tengah dan utara, dengan suhu 26 - 28°C dan salinitas sekitar 35 ppt. Telur menetas dan larva berkembang di laut dalam sebagai tempat berkembangnya zooplankton. Post larva udang vanname bergerak mendekati pantai dan menetap di dasar estuari/muara. Di estuari, tersedia nutrien, air laut dengan salinitas dan suhu yang bervariasi dari pada di laut terbuka. Setelah beberapa bulan di estuari, udang muda kembali ke lingkungan laut menjauhi pantai, dimana aktivitas matur, mating dan spawning terjadi.
Dengan sistem reproduksi yang dimiliki oleh udang vanname baik jantan maupun betina, maka perkawinan udang vanname dilakukan di luar tubuh. Perkawinan/mating pada udang vaname biasanya terjadi sebelum dan sesudah matahari terbenam, dan terjadi antara 3 – 16 detik, dapat dirinci dalam 4 fase yaitu :
Pendekatan : biasanya udang jantan secara cepat mendekati udang betina dari samping dengan berjalan di dasar.
Perangkakan: Setelah mendekati betina dari samping, udang jantan merangkak dengan kepala dibawah ekor udang betina. Dengan pendekatan tersebut, akibatnya udang betina bergerak.
Pengejaran: Setelah udang jantan merangkak dibawah ekor udang betina, udang betina mulai berenang cepat. Udang betina berenang sepanjang dinding bak atau melintasi tengah bak. Udang jantan kemudian mengejar udang betina dan berenang dengan posisi paralel. Seekor udang betina bisa dikejar/diburu oleh dua sampai tiga udang jantan sekaligus. Udang betina yang telah matang telur akan diburu lebih sering dari pada yang tidak matang telur. Jika udang betina terpisah dari udang jantan, maka udang betina matang telur akan diseleksi untuk dimasukkan pada bak yang berisi udang jantan. Udang betina matang telur tersebut akan mengeluarkan pheromone pertama yaitu chase-stimulating pheromone yang disalurkan lewat air dan merangsang udang jantan untuk memburunya. Pheromone kedua adalah mating-stimulating pheromone, yang dikeluarkan oleh induk betina yang matang telur penuh dan hanya singkat serta terjadi karena kontak fisik.
Perkawinan/mating : Setelah pengejaran, udang jantan membalikkan tubuh ke arah ventral udang betina dan mencengkeram betina dengan kaki jalan. Posisi ventral dengan ventral terjadi 1 sampai 2 detik, ketika udang jantan mengeluarkan spermatophore dari petasma. Spermatophore diletakkan pada telikum betina setelah mating sempurna.
Setelah terjadi mating, satu atau dua jam kemudian induk betina akan segera memijah/spawning. Proses spawning biasanya sekitar dua menit. Selama itu udang betina berenang perlahan pada kolom air dan menyemprotkan seluruh telur dari ovary. Selama telur disemprotkan, udang betina dengan cepat akan mencampur telur dan sperma yang melekat pada telikum dengan menggunakan kaki renang. Dengan demikian telur akan terbuahi.
2 komentar:
So.. jadilah orang PERTAMA yang berkomentar, blog anda akan di lihat banyak orang.....
Tapi perlu diingat,.. DILARANG SPAM , bercanda / guyonan oke.. spam no...!
Spam / Sampah akan d hapus tanpa ampun...
Posting Komentar